Total Tayangan Halaman

Sabtu, 22 Januari 2011

PARA PEMBURU SYURGA 2

Dari Sa'ad bin Abi Waqas menceritakan pangalamannya bersama Abdullah bin Jahasy :

Pada malam sebelum perang Uhud, aku dengan Abdullah bin Jahasy dapat giliran tugas jaga. Dia bertanya kepadaku ;
“Tidakkah engkau mau berdoa untuk peperangan besok,saudaraku?”
Aku menjawab, “Ya, mari kita berdo'a.”

Kemudian kami berdua bergerak ke tempat yang sunyi di sudut perkemahan.
Aku berdoa pada kesempatan yang pertama:
“Ya Allah Tuhanku, bila aku bertemu musuh nanti, maka pertemukanlah aku dengan musuh yang kuat, ...yang gagah, ....yang perkasa, yang mudah naik darah.
Kemudian aku akan bertarung melawannya, dan kurniakanlah kemenangan bagiku sehingga aku mampu menewaskannya dan mengambil barang perlengkapan perangnya sebagai ghanimah…”
Dan kudengar Abdullah bin Jahasy mengamini do'aku.

kemudiaan dia menengadahkan tangannya dan dia juga berdoa:
“Ya Allah Ya Rabbku, hadapkanlah aku dengan musuh yang perkasa tubuhnya, ...yang hebat, ...yang berani, ...pemarah, dan teguh.
Dan aku bertarung melawannya, kemudian dia membunuhku dan memotong hidung dan telingaku.
Sehingga bila aku berjumpa dengan-Mu pada hari kiamat nanti, ...dan Engkau bertanya ;
“ Wahai Abdullah, kenapa hidung dan telingamu putus?”
Maka aku akan menjawab,
“Hidung dan telingaku putus karena Engkau dan karena Rasul-Mu...,
....dijalan-Mu dan dijalan Rasul-Mu ,” niscaya Engkau akan berkata, “Engkau benar…” kemudian Engkau memasukanku kedalam golongan orang-orang yang paling engkau cintai”.


Keesokan harinya kami pun berperang melawan musuh .
Dipenghujung siang, aku melihat Abdullah bin Yahasy tewas dalam keadaan hidung dan telinga terputus. Sayatan hidung dan telinga itu tergantung pada seutas tali di tangan seorang panglima dari pihak musuh,
…Allah mengabulkan do'a Abdullah bin Jahasy.
Dia diberi rezeki mati syahid sebagaimana juga dikurniakan-Nya kepada bapa saudaranya, Hamzah bin Abdul Muthalib, penghulu para syuhada'.

Rasulullah mengebumikan dua orang syuhada' ini di dalam satu lahat.
Air mata Beliau yang suci menetes membasahi tanah merah yang semerbak dengan wewangian syahadah.


Keesokan harinya, saat kami telah kembali dari pertempuran, kuceritakan kepada Ishaq anaknya ;
“Wahai ananda, sesungguhnya do'a Sahabatku Abdullah bin Jahasy lebih baik dari do'aku”



Dari Ibnu Mas'ud ra. Berkata, bersabda Rasulullah saw. ;
“Tuhan kita takjub kepada seseorang yang berperang di jalan Allah lalu pasukannya kalah. Ia pun memahami apa yang telah menimpanya, maka kembalilah ia ke medan perang sehingga darahnya menetes. Allah swt. Berfirman kepada malaikat,
‘Lihatlah hamba-Ku. Ia kembali ke medan karena menginginkan apa (pahala) yang ada pada-Ku dan takut atas apa (murka) yang ada pada-Ku, sampai meneteslah darahnya. Aku bersumpah di hadapan kalian bahwa Aku telah mengampuninya.” (HR. Abu Daud)


BarakAllaahu fiyk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar